Selasa, 25 Juli 2017

Catatan Pendakian Gunung Semeru, Juli 2017(part.1)



   “Yeayyy... ! Akhirnya si typho holic(sering salah ketik) ini kesampaian juga buat catper(catatan perjalanan) :D bwahaHaA ”, btw ini pengalaman yang suangattt amazeeng buat gue!(biarin lebay.. :-p ) dan gue pikir sayang banget kalau disimpen sendiri, gue juga berharap semoga ada informasi bermanfaat & berguna buat dijadiin referensi para calon pendaki Gunung Semeru atau sekedar menjadi wawasan baru buat para pembaca sekalian :D (Aamiinn...)“Truss kenapa gue bilang ini pengalaman amazeeng?!”, itu semua karena ini pengalaman perdana gue “berangkat” nanjak sendiri(bisa di bilang semi solo hiking lah yaa, soalnya kalo musim liburan gini pasti banyak banget bakal ketemu sama pendaki lain kok) + ketempat yang gue idam-idamkan pula ! (“yaa saya mah apa atuh..?!, Cuma newbie yang ngidam bisa mendaki Gunung Semeru ).
   
  Gunung Semeru adalah sebuah gunung berapi kerucut (stratovolcano). Gunung Semeru sendiri merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya bernama “Mahameru” yang menjulang setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah 1.Gunung kerinci di Jambi dan 2.Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama “Jonggring Saloko”, Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang & Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

  Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Dan dari sejarah yang gue baca nama “Tengger” itu bersumber dari sebuah legenda “Roro Anteng” dan “Joko Seger” (nenek moyang masyarakat tengger) yang membangun pemukiman (di daerah tengger) yang kemudian di beri sebutan “Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger” bermakna “penguasa tengger yang budiman”. Dan kata “Tengger” sendiri di ambil dari akhir suku kata Roro An"teng" dan Joko Se"ger". (Correct me if  i‘m wrong)

  
  Sebenarnya pendakian ke Gunung Semeru ini bukanlah rencana pendakian yang gue buat secara mendadak, “melainkan rencana yang sudah tertunda hampir 3 tahun lamanya loh !”. Karena berbagai macam kendala, mulai dari kendala waktu, budget sampai rekan mendaki yang tidak kunjung berjodoh buat mendaki bareng :( & yang terpenting karena memang pengalaman serta ilmu bekal mendaki gue di tahun-tahun lalu juga masih minim. Berkaca dari penundaan rencana yang luamaaa tersebut, kali ini gue udah mempersiapkan diri, berdoa, serta bertekad kuat untuk bisa mendaki Gunung Semeru di tahun ini ! (2017).

  + H-45 keberangkatan gue mulai mencari referensi pendakian Gunung Semeru (khususnya solo hiking buat prepare kalo ga dapet partner mendaki di hari "H"). Mulai dari introgasi rekan pendaki alumni Semeru sampai orang yang gak kenal pun gue tanya-tanya bermodal tagar #semeru & bantuan uncle google :D. Jadilah banyak banget orang yang berjasa dibalik kesuksesan semi solo hiking gue ke Gunung Semeru ini. (maaf tidak di sebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa terimakasihku buat kalian :) .

  Sekitar 17 hari sebelum hari keberangkatan terkumpul 3 kandidat yang dari auranya tercium punya cita-cita yang sama buat mendaki Gunung Semeru, namun kurang dari 2 minggu sebelum keberangkatan satu persatu mengundurkan diri karena terbentur masalah waktu(keberengkatan pada hari ke 3 setelah lebaran). Coba cari partner mendaki lain, dari share di grup whatsapp dan meminta info dari teman pun belum ada yang cocok untuk waktu keberangkatanya.


 
# Rabu, 28 Juni 2017


“Ok fine! Bismillah, gue putuskan berangkat sendiri dari Depok ;p ."

pukul 14.xx udah rapih & siap pamit sama my emak,

gue    : "Mak alfi berangkat yaa, doain supaya sukses sampai puncak, cerah, & lancar."


emak : "iyaa! hati-hati..."

  kaki melangkah keluar dari rumah seraya diiringi kedatangan abang ojek online, Dan entah kenapa selalu saja kalo gue bawa carrier(sebutan tas besar yang biasa dipakai mendaki) pasti abangnya kepo, begitu pula dengan driver yang satu ini.

ojek : "Mau naik gunung bang?"


gue  : "iya bang"

ojek : "mau naik gunung mana bang?" . . . . .(begitu seterusnya hampir setengah perjalanan gue ditanya-tanya sama doi)

skipp skipp >>, setelah 15 menitan gue sampai di Stasiun Kereta Depok (Baru), untuk kemudian dilanjut menuju stasiun Gambir menaiki kereta yang akan mengantar gue ke Malang.

 


  Di sore yang cerah itu Stasiun Gambir sangat ramai & panas, kereta yang akan mengantar gue ke Kota Malang berangkat jam 17.40 dan gue udah sampai di Stasiun Gambir sekitar jam 15.xx, masih ada 2 jam lebih sebelum keberangkatan. Menit demi menit gue habiskan buat lihat-lihat sekitar, mencari info atau sekedar bermain game di handphone. Stasiun Gambir kala itu dipenuhi koper-koper besar para pemudik, baik yang akan berangkat atau yang sudah kembali ke Ibu kota. Saat gue celingukan di stasiun Gambir nampak ada rombongan khas pendaki (bawa tas gueede guedeE kaya kulkas) "bakal banyak yang naik(mendaki) nih !" ujar gue dalam hati.



    Dan gak disangka mereka yang bawa tas geudee tadi satu peron dengan gue, yang kemungkinan kereta dan tujuanya sama. Gue pun mendekati dan mencoba buat sapa mereka

gue       : "rencana mau kemana nih bang?"


abang2 : "mau ke Malang.."

gue        : "nanjak kemana bang rencana ?"

abang2 : "mau ke Semeru gue"


gue      : (beuh kebeneran bangettt), "Kalo gak keberatan gue izin join simaksi(surat izin memasuki kawasan konservasi) tim lu ya bang...?"


abang2 : "boleh-boleh, gabung aja"


gue       : (yihaaaaa ntapzzZ) "terimakasih banget nih bang…"

   Dari hasil ngobrol diketahui si abang bernama Bang Boing

yang berasal dari tanggerang; dan dia bersama lima teman lainya
yang mana tiga diantaranya berangkat dengan kereta berbeda.
Begitulah kira-kira awal gue ketemu teman baru dalam pendakian ini,
tapi memang sih jaman sekarang gunung itu gak sepi-sepi amat
kaya zaman dulu(terlebih saat tanggal merah atau musim liburan),
hal ini dibuktikan setiap dari pulang mendaki gue pasti nambah
teman baru, baik dari trip bareng atau berawal dari sekedar 
sapaan di trek saat mendaki.

  Pukul 17.xx gue memasuki kereta, terus cari -cari tempat duduk
nomor.13D yang ternyata seat no.13D itu paling depan dekat pintu
arah bordes & kamar mandi (space untuk kaki lebih sempit :(,
saat beres-beres tas, ada seorang ibu menegur,

si ibu : "mas, kalo tukeran kursi boleh ga?, soalnya anak saya duduknya terpisah"


gue    : "boleh bu, seat kursi ibu nomer berapa ya?"

si ibu : "no.13A mas...(“A” kalo ga salah)"


gue    : (no.13A tsb adalah single seat/kursi jombl*),Wuah yaudah bu gpp" :D

  Si ibu pun berterimakasih yang berbuntut gue di traktir makanan dari resto khas kereta api (rezeki ex.anak buah Pak Soleh ini) wkwkwkk, (manager gw namanya Soleh dulu) bhaKk ~ (siapa juga yg peduli). Tepat 17.40 saat sibuk rapih-rapih barang bawaan enggak kerasa kereta sudah melaju.



# Kamis, 29 Juni 2017


  Pagi keesokan harinya, pukul (09.12) kereta tiba di Stasiun Malang
Kota Baru, gue pun nyari bang boing & timnya(karena udah janjian mau
sharecost angkot & jeep buat ke basecamp Semeru), setelah berkumpul kita keluar stasiun lalu nyebrang ke Taman Bentoel Trunojoyo Selatan (lokasi tepat depan stasiun agak menyerong ke barat daya), di taman itu kita menunggu tiga rekan bang Boing lainya yang berangkat dengan rangkaian kereta berbeda, sekitar jam 10 tim bang boing komplit(6 orang: Angga,Fahrul, Syahrul, Nadia & Yadi) total manusia saat itu ada 7 orang ditambah gue, idealnya untuk
sharecost angkutan menuju semeru itu 11-12 orang, sebelum cussss nyewa angkot menuju tempat naik jeep, dari taman itu kita bertemu lagi dengan tim lainya yang ingin join, dan ternyata mereka juga berasal dari Tanggerang yang terdiri dari tiga orang(Bang Irfan(a.k.a Jono), Ikmal, & langlang).

*rekan bang Boing yang berangat dengan kereta berbeda baru tiba di Malang
  Fix di taman depan Stasiun Malang ini terkumpulah 10 manusia dari 3 sumber(tim) berbeda dan 3 tim ini (tim bang boing(6 orang), bang jono(3 orang) & gue sendiri) akan saling berkesinambungan kedepanya selama masa pendakian Gunung Semeru (jadi batal deh pure solo hikingnya :p) .

(10.30)  kami bersepuluh mulai menaiki angkot menuju ketempat pangkalan jeep(dekat Pasar Tumpang)  ,namun dari obrolan dengan mas jun(sopir angkot yang kami sewa)  kita direkomendasikan naik jeep Pak Laman & kebetulan teman gue saat ke Semeru dulu punya pengalaman juga menaiki jeep milik Pak Laman, jadilah kami mengikuti rekomendasi mas jun tersebut.

(11.17)  Tiba di rumah Pak Laman kita di sambut ibu-ibu (sepertinya family Pak Laman), kami di suguhkan teh dan colokan listrik untuk charging gadget, dan benar saja tidak butuh waktu lama slot colokan penuh(memang kebutuhan primer remaja zaman sekarang sudah bergeser kepada gadget & hal sejenisnya, wkwkk).

  Saat itu sebenernya kami agak menyesal mengikuti rekomendasi mas jun tersebut, karena kita sebenernya datang sudah terlalu siang jadi jeep Pak Laman sedang berada di luar dan kami harus menunggu sekitar 2 jam (sangat membuang waktu), mungkin akan berbeda cerita kalau kita ke pangkalan jeep di Pasar Tumpang atau sudah booking jeep Pak Laman beberapa hari sebelumnya( juga jika rombongan kami dari awal 10-12 orang ). Tapi yasudahlah toh sudah terjadi.
Setelah dua jam berselang jeep Pak Laman pun akhirnya tiba, kemudian kami bergegas loading ransel keatas jeep.


Ki-ka depan berdiri  & jongkok : angga, ikmal, nadia, gue, fahrul, irfan(a.k.a jono), Ki-ka belakang: bang boing, syahrul (yang 1 fotoin, yang satu lagi gatau ngapain)


(13.25)  Kami berangkat dengan Jeep menuju basecamp pendakian Gunung Semeru di Desa Ranu Pani. Setelah satu jam perjalanan pemandangan khas dataran tinggi mulai nampak & udara pun semakin terasa sejuk (lebih kearah dingin si tepatnya ),




(14.19)  Sebagaimana biasanya para pendaki yang akan menuju basecamp di Desa Ranu Pani pasti meminta break sebentar saat melintasi jalan berlatar kawasan Gunung Bromo untuk berfoto (begitupun dengan komplotan kami).


*view dari jeep sebelum memasuki desa Ranu Pani, terlihat puncak Gunung Semeru di kejauhan



*Parkiran Jeep di Desa Ranu pani
(14.55)  Jeep yang kami tumpangi tiba di basecamp pendakian Gunung Semeru, Desa Ranu Pani, terlihat banyak pendaki yang baru tiba & akan pulang  dari pendakian, setelah menurunkan ransel dari jeep kami berjalan agak ke atas menuju loket pengambilan formulir pendakian.


  Tapi betapa terkejutnya kami saat di beritahu petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru  (TNBTS) bahwa kuota untuk mendaki telah habis, dan kuota pendakian baru tersedia pada Sabtu, 1 Juli 2017 (yang berarti 2 hari gabuttt di Ranu Pane ) 

“Jika ingin mendaki besok 07.30 pagi KTP asli seluruh anggota dikumpulkan diloket kemudian di bungkus amplop/plastik di depanya ditulis nama ketua kelompoknya dan daerah asal”, ujar bapak dari pihak TNBTS.

  Kami bersepuluh resah tak terarah, frustasi & asxXzZdfgh@#%^!’~* banget lah pokoknya. Hal tersebut bukan tanpa alasan melainkan dengan di undurnya hari pendakian berakibat melesetnya semua jadwal yang telah tersusun & nggak tanggung-tanggung melesetnya 2 hari tjooiyyyY.

  Sebenarnya kalo gue booking simaksi online beberapa hari sebelum keberangkatan hal ini gak perlu terjadi, tapi dikarenakan gue berangkat sendiri hal itu mustahil dilakukan, karena untuk booking simaksi online satu tim harus terdiri minimal 3 orang, untuk simaksi yang di urus langsung di TKP si 2 orang dalam satu tim masih bisa (menurut sharing dari salah satu penulis catper OANC Kaskus "Dua Wanita di Semeru").

  “Yasudzz dari pada stress mikirin simaksi mending cari makan dulu”,  sore menjelang maghrib saat itu perut ini gue isi dengan bakso malang (dengan penjual asli orang malang) dan si penjual juga menyediakan lontong buat yang butuh extra carbo(hidrat) :-D wkwkk, seporsinya dibandrol Rp 10.000,- kalo nambah pakai lontong + Rp 2000,- (btw jadi laperrr ngomongin ginian -_- " ).


      Di malam penuh kegalauan itu tampak mulai banyak tenda-tenda berdiri di dekat loket, dan ternyata setelah berbincang dengan beberapa pendaki, banyak juga dari mereka yang sudah ngecamp di basecamp  lebih dari 1 hari, dikarenakan masalah yang sama dengan gue(nggak kebagian kuota mendaki). Udara di Ranu Pane terasa sangat menusuk tulang malam itu, keliling pakai sendal jepit merupakan pilihan salah buat gue(asli dingin bangettttt,, kira-kira sekitar 10°C).

   Malam itu kami bersepuluh tidak mendirikan tenda, karena si Yadi(salah satu tim bang boing) punya kenalan pedagang di sekitar area basecamp yang kebetulan selain berjualan dia juga punya usaha penginapan di lantai dasar tokonya, Jadilah si Yadi minta izin untuk kami tidur di teras depan penginapanya(“maunya sih dipenginapannya tapi itin meleset 2 hari itu menguras segalanya termasuk dompet L ” ). Walaupun teras tetapi tempatnya cukup tertutup, karena berada dibawah toko (tidak terekspos langsung oleh dinginya angin malam).

*yang tidur si Syahrul



# Jum’at, 30  Juni 2017

   Jum’at pagi pasca shubuh tau sendirilah ya pada ngapain, “YUP benar!!!”semuanya kompak magerrr :D, sedangkan gue udah bangun dari sebelum shubuh dan enggak bisa tidur lagi dikarenakan semalam tidur cepat, btw gue udah janjian sama Yadi bakal nongkrong depan loket dari jam 6 biar dapet urutan tercepat buat sekedar ngasih KTP ke loket. Jam 5 pagi gue keluar buat liat-liat situasi diluar(sekalian bawa KTP pasukan barangkali loket udah buka), didepan loket nampak ada skitar 6 orang yang duduk-duduk sambil ekspresi kedinginan(loketnya jelas masih tertutup rapat) , gue putuskan buat jalan-jalan aja daripada dingin-dingin bengong nunggu jam 6, gue jalan ke gapura “Selamat Datang Para Pendaki Semeru” yang favorit di jadikan spot foto bareng satu tim sebelum mulai mendaki.

   Jam 6 kurang gue udah balik lagi kedekat loket dan “bahhHK!!” kaget gue depan loket tiba-tiba udah ramai, ternyata yang berpikiran buat ngumpulin KTP pagi-pagi bukan gue doangEnggak lama Yadi menghampiri gue “Kemana aja lu el? Gue cariin dari tadi lu..!”, gue mesem-mesem “Sorry Di, abis jalan-jalan gue tadi kebawah(lokasi gapura agak turun dari basecamp)”, dan KTP pun gue serahin ke si Yadi yang pada akhirnya baru bisa di kumpulin sekitar jam 8 lewat “Gokiiillllll!!!.


    Sebenernya siii’ loket udah buka dari jam 7 lewat, tapi pihak TNBTS fokus untuk mengembalikan KTP asli yang dikumpulkan sehari sebelumnya, sekaligus menyerahkan fomulir kepada setiap tim pada saat pengembalian KTP(jadi KTP asli dikumpulin itu buat mengunci jumlah pendaki yang akan naik pada hari yang sudah ditentukan, beda cerita dengan yang booking simaksi online yaa) dan kalo komplotan gue baru mau ngumpulin KTP hari ini(Jum’at, 30 Juni 2017) yang artinya baru dapet formulir pendakian besok harinya.

   Hal kaya gini sebenernya hanya terjadi kalo jumlah pendaki membludak aja, kaya musim libur lebaran gini, kalo bulan-bulan lain mah lo dateng bisa langsung dapet formulir (dengan catatan kuota 500 pendaki/hari tersedia). Jadi waktu gue alurnya gini :

1)      Ngumpulin KTP asli diloket

2)      Esok harinya (Sabtu, 1 juli 2017) KTP asli di kembalikan + dikasih formulir pendakian yang dibubuhi stempel TNBTS dari loket.

3)      mengisi formulir 2 rangkap (mengisi jumlah anggota & list barang bawaan) + ditempel materai Rp 6000,-.

4)      ikut briefing & formulir tadi dikumpulkan oleh petugas briefing

5)      barang bawaan di cek lalu formulir dikembalikan 1 rangkap

6)      keloket lagi untuk membeli tiket pendakian + KTP asli Ketua Tim di tinggal di loket(hanya ketua saja dan nanti bisa di ambil saat turun yang akan di tukar dengan sampah sesuai pada list barang bawaan) harga tiketnya Rp 17,500,-/hari weekdays atau Rp 22,500,-/hari jika weekend (jadi beli tiket hanya bisa dilakukan sesudah mendapat formulir,  sudah briefing & cek barang bawaan)

*mengumpulkan KTP asli sebelum mengambil formulir hanya terjadi saat jumlah pendaki membludak, jika dalam kondisi hari tenang dateng langsung bisa dapet formulir(dateng maksimal jam 15.00, spare 1 jam untuk briefing) & mulai mendaki hari itu juga.
   

  Kembali pada plot (30 juli), Setelah KTP kami dikumpulin dari pagi sampai malem gue habisin buat nyari info, nongski-nongski(nongkrong) & bincang-bincang dengan pendaki lain dari berbagai daerah, bahkan ada yang dari Indonesia Timur juga loh .
   
  Saat sore hari sekitar pukul 16. kebetulan gue duduk-duduk depan loket, tiba-tiba datang sebuah rombongan yang cukup besar yang mayoritasnya perempuan. Kendaraan yang mereka tumpangi drop ransel depan tempat gue duduk, beberapa yang berjarak dekat, gue persilahkan duduk di space tembok beton sebelah gue, trus gue coba sapa mereka.

gue          : "berapa orang nih mba? Open trip kah ? ”

si mbak   : "30 mas, bukan mas kita komunitas(Backbone adventure) “, ujar si mbak yang belakangan gue tau namanya mbak Lia, setelah bertemu kembali keesokan harinya di trek setelah pos Cemoro Kandang)

gue          : "wuihH banyak, rombongan dari mana mba?"

si mbak   : “Dari Depok mas, lah masnya udah turun?"

gue          : "jiah Sama saya juga dari Depok, saya mau naik mbak tapi besok :D wkkk “

si mbak   : "lah kenapa besok ? ”

gue          : “Gak kebagian kuota untuk naik sekarang mba, karena kan sendirian mba dari Depok, jadi gak bisa booking simaksi online"

si mbak   : "Serius sendirian ?! kenapa gak bareng kita (wkwkk) ?”

gue          : "Iya sendiri mba, tapi udah join sama tim dari tanggerang kok . Lah kan saya gak tau mba ! :D wkwkwk”

  dan 30 orang dari Depok itu pun start pendakian pada sore hari itu juga, “Yaa gue Cuma bisa mupeng liat yang baru dateng langsung nanjak -_- ”. Malam tiba kami tidur di tempat yang sama seperti hari sebelumnya, tentunya setelah makan dulu biar tidurnya pules.


# Sabtu, 1 Juli 2017

    “Here we go !!!”, ini adalah hari yang gue nanti sejak hampir 3 tahun lamanya :D “YUP !!!” hari dimana kaki akan merasakan trek pendakian Gunung Semeru, rasanya udah gatel bangetttt dan hasrat udah menggebu-gebu !.

   Seperti kemarin sebelum shubuh gue udah bangun (kali ini bangun karena panggilan alam “perut sakit coii!”), abis shubuh gue berdoa “Semoga komplotan kami di panggil pertama buat ambil KTP yang kemarin di kumpulin + formulir” 

05.30 kami rapih-rapih dan repacking, kemudian dilanjut sarapan dan mindahin ransel kedekat loket.

    Benar saja setelah loket buka jam 7 lewat, tim kami termasuk tim awal yang di panggil, dan bisa langsung ketahap berikutnya untuk isi form, briefing ,beli tiket dan cuzzzZZZZ nanjakkkk, dari ke-3 kepala tim (bang boing mewakili tanggerang 6 orang, bang jono tanggerang 3 orang & gue sendokir) kita putuskan beli tiket pendakian untuk 2 hari pendakian saja, dan kita trekking langsung menuju camp ground terakhir di pos Kalimati tanpa bermalam di Ranu Kumbolo (umumnya pendaki Gunung Semeru berkemah di dua titik tersebut), karena mau mempersingkat waktu yang terbuang 2 hari di Ranu pani (Bang boing target tgl 4 juli sudah mulai masuk kantor). Idealnya sih nanjak semeru itu minimal tiga hari dua malam atau kalau mau santai empat hari tiga malam.

   Karena diputuskan untuk langsung menuju Kalimati (kemungkinan besar sampai sana sudah mendekati petang) gue pun nambah pasokan air menjadi total 4,5 liter. Karena dari info yang di dapat saat briefing  bahwa, saat hari mulai gelap, mata air Sumber Mani di Kalimati sering didatangi macan tutul dan macan kumbang. Itu sebabnya para pendaki yang berkemah di Kalimati sangat disarankan untuk tidak mengambil air Sumber Mani di malam hari.

* Macan tutul Jawa (Panthera pardus) terekam kamera trap yang dipasang petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada  juli 2016 (source ; www.tempo.co).



  08.00 Kami masuk keruang briefing setelah mengisi form yang sudah di bagikan sebelumnya. (tetapi briefing tidak langsung mulai begitu kami masuk, briefing mulai saat kapasitas ruangan cukup penuh agar menghemat waktu & tenaga pemateri briefing)

 Briefing memakan waktu + 1 jam, disana dijelaskan dengan detil apa saja yang boleh & tidak boleh dilakukan selama berada dalam kawasan TNBTS, penjelasan jalur trek dari basecamp sampai puncak Gunung Semeru lengkap, dan lain sebagainya. Sebenarnya materai pada formulir pendakian itu berfungsi sebagai perjanjian bahwa kita sebagai pendaki menyetujui bahwa batas(aman) pendakian itu hanya sampai Pos Kalimati, dikarenakan Gunung Semeru sendiri merupakan gunung berapi aktif yang statusnya saat ini berada dalam level Waspada, jika pendaki tetap bertekad muncak Semeru maka hal tersebut diluar tanggung jawab pihak Taman Nasional dan tidak bisa klaim asuransi jika terjadi sesuatu(asuransi include dalam pembelian tiket).

   Dari briefing kami mendapat info bahwa sampai saat ini juga masih ada daftar pendaki hilang yang belum ditemukan sejak Juni 2016, orang tersebut bernama Lionel Du Creux berkewarganegaraan Swiss, yang hilang saat arah turun dari puncak Semeru.

   Di area Gunung Semeru sendiri rantai makanan juga masih lengkap terlihat dari masih terdapatnya Macan kumbang, Macan Tutul Jawa (Panthera pardus), kijang (Muntiacus muntjak), Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), lutung jawa, landak , ular, trenggiling dan masih banyak lagi lainya.

09.27  Kami sudah selesai mendapat wejangan(briefing), lalu selanjutnya satu dari komplotan kami mengantri diloket untuk membeli karcis pendakian, saat si Ikmal berjuang antri tiket, gue, bang boing & syahrul malah shoping kaos bertema Semeru :D awkwkkk. Setelah tiket di tangan kami berkumpul bersama untuk berdoa sebelum memulai pendakian.

 10.03 Pendakian pun di mulai :D “HorayyYY...!”



  Kami pun tidak lupa untuk berfoto bersama full satu komplotan(10 orang yang menjadi keluarga baru dari berbagai asal) di Gapura Tanda Awal trek pendakian Gunung Semeru (dalam foto bersama kiri-kanan : Langlang, Angga, Gue, Syahrul, Bang Boing a.k.a Ahmad Solihin, Fahrul, mulYadi, Nadia, Ikmal, Jono a.k.a irfan)Setelah melewati gapura trek persis berada di sisi ladang  sayuran warga, trek perlahan menanjak (dan gue pun engap!, otot, paru2 & jantung terpompa hebat karena baru awal mulai pendakian).

  Gue berenti cukup lama(hampir 5 menit) buat benerin strap ransel yang agak sedikit terasa kurang enak, saat gue melanjutkan jalan komplotan udah ga keliatan. (ucettttt baru mulai udah sendirian aja gue) setelah sampai ujung tanjakan ternyata mereka sedang istirahat :D wkwkwk dan gue malah lanjut bersama Angga, Fahrul dan Syahrul (dalam komplotan ini mereka ber4 + Bang boing menjadi trekker terngacir selama pendakian), gue yang tadinya sempet janjian sama Angga buat tandem dalam foto memfoto pun akhirnya pesimis, karena ngikutin ritme langkah si Angga itu terlalu geblekkk buat gue lakuin.

 
 

  Trek dari gapura awal menuju pos.1 itu berupa trek menanjak tidak begitu curam namun tetep membuat gue ngos-ngosan, kita berjalan mengitari punggungan bukit.






10.58  Tibalah gue di Pos.1 dengan Angga,fahrul & syahrul yang udah ngacir duluan ga keliatan, gue memutuskan buat istirahat sebentar dan membeli semangka seharga Rp 2.500,- perpotognya, yang gue makan semangkanya manissss & terasa fresh (dingin gitu kaya dari kulkas, tapi ini dinginya terjadi secara alami karena memang terpengaruh dari kondisi sekitar yang dinginnn). 

  Dari info yang gue tau, sepanjang trek semeru ini di setiap posnya akan dijumpai para penjual semangka, pisang dan gorengan saat musim liburan, jadi gue sengaja nyiapin uang buat jajan selama perjalanan (“jaman sekarang mah di gunung bisa jajan tjoiyyY !” wkwkwk ).


*Pos 2 :: gue duduk & pojok kanan si Syahrul

11.19  Gue sampai di Pos.2, lagi-lagi disini gue jajan semangka dan mendapat sepotong roti dari si Angga :D , selepas tanjakan dekat gapura awal pendakian, jarak mulai terjadi di antara komplotan kita (jiaahhh), sejak saat itu gue trekking ber-4 di depan dengan Angga, Fahrul, Syahrul & bang Boing.





*jembatan setelah watu rejeng (ki-ka : gue, Syahrul & fahrul, pict taken by : Angga


11.38  Kita melintasi tempat bernama Watu Rejeng, yang berada pada ketinggian 2350mdpl, Kondisi trek disini masih berupa tanjakan landai meyusuri lereng bukit, saat itu kondisi udara cukup berkabut, sehingga kita tidak bisa melihat tebing batu besar dengan dinding yang memiliki kemiringan 90°(disebut Watu Rejeng)  , karena kondisi berkabut kami tidak banyak mengabadikan moment disana, setelah 17 menit berjalan dari Watu Rejeng nanti kita akan menemui jembatan bercat merah.




12.11  Sampailah di pos 3, disini kita memutuskan buat lanjutin perjalanan, setelah berbelok ke kanan persis setelah pos, ternyata medan trek berubah dari yang sebelumnya nanjak-nanjak lucu(landai) menjadi sebuah tanjakan agak gak lucu dengan kemiringan sekitar 50°. Baru sejauh 7 meter ku melangkah naik, nafas pun menjadi sangat terengah-engah.


 *ki-ka : fahrul,angga, gue “Sok sok’an candid yang padahal ini sebuah setingan :D wkkkwk”
12.46  Setelah 35 menit  berjalan benih-benih kerusuhan pun timbul. Hal itu bukan karena kembali berulahnya gerombolan gangster !, melainkan disebabkan munculnya penampakan Ranu Kumbolo dari balik sebuah tikungan :D “uwoooOWW, KuereeennnNNNN beuddzZZ…”.Disini doakupun terjawab, cuaca mendadak terik bermandikan cahaya surya, padahal sebelumnya sejak pos 1 kabut membatasi jarak pandang kami menjadi sekitar 25 meter saja.  Lelah kami disini mendadak tidak terasa !, disini gue jalan sedikit foto - jalaannn dikittt foto lagi, bahahaA !“kwereeennNNN beudz dah sumpah !” tempat yang selama ini gue liat hanya dari penelusuran google image sekarang terpampang nyata di depan mata! (“Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Allah). Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya?” – An Nazi’at ; 26-27 .


*bangunan di ujung merupakan pos 4


12.51  sampailah di shelter pos 4. Pos dengan view terajibbb dibanding pos – pos sebelumnya. Karena shelter pos ini menghadap langsung ke arah Ranu Kumbolo dengan sudut pandang yang luas tanpa terhalang pohon atau semak. Karena sebelumnya kita udah banyak break(buat foto) & punya target biar bisa sesegera mungkin sampai di tempat camp terakhir (Kalimati), disini kita  putuskan buat lanjut jalan terus.
*foto trek menuju Ranu kumbolo dari pos 4 ( ctrl + klick pict, for zooming)


  Dari pos 4 ke shelter(camp ground depan tanjakan cinta  ) Ranu Kumbolo kita terlebih dahulu akan melalui sebuah turunan yang lumayan curam sepanjang + 90 meter, kemudian berjalan menyusuri bibir danau Ranu Kumbolo dan menaiki serta menyusuri sekali lagi lereng bukit. (garis kuning pada foto di atas merupakan trek yang dilalui saat menuju shelter Ranu Kumbolo dari pos 4)





13.16  Sampailah kami di camp ground Ranu Kumbolo, disini merupakan tempat terfavorit untuk camping sepanjang area pendakian Gunung Semeru,  hal itu karena banyak faktor, seperti menyaksikan sensasi melihat sunrise yang uwoOW, udara sejuk (lebih ke dingin sii dari sore-pagi & bisa bonus es embun jika minus 0°C), asrinya keadaan sekitar & sumber air yang melimpah(yaiyaklahhh orang depan danau gitu loohH!). Enggak sedikit juga tim yang jauh-jauh ke Kabupaten Malang buat sekedar ngadain Campcer (Camping Ceria) di Ranu Kumbolo ini, yang memang karena keindahanya udah kesohor sampai negri jiran.



*Foto berlima berlatar Ranu Kumbolo (ki-ka ; gue, Angga, Bang Boing, Syahrul & Fahrul)

   Setelah gue mengisi ulang bekal air (di trek menuju Semeru sumber air terdapat pada dua titik yaitu di Ranu Kumbolo & sumber air di dekat pos Kalimati bernama Sumber Mani) dan puas berfoto dengan ke-4 orang dari tim Bang boing ini(Angga, Fahrul, Syahrul) serta mengisi perut. Tidak terasa 20 menit berlalu, yang diiringi dengan kemunculan Mulyadi & Nadia(yang berarti tim tanggerang 6(tim Bang Boing) lengkap berkumpul)Dari keterangan si Yadi, tim tanggerang 3 (Bang jono, Ikmal, langlang)  memperlambat tempo trekking mereka, dikarenakan kaki si ikmal yang beberapa kali mengalami kram otot, dan ada kemungkinan mereka akan camping di Ranu Kumbolo & tidak mengikuti rencana Bang Boing untuk cuzzz terus ke camp ground Kalimati, “Hmmm, okelah semoga meraka baik-baik saja...”.

13.40  Gue pun mengikuti rencana tim Bang Boing buat lanjut jalan lagi ke Kalimati, (“hikss, byeee Ranu Kumbolo...” (banyak temen yang bilang “sayang banget lo enggak ngecamp di Rakum !”,  :’( tapi tak apalah mungkin kamu alasan aku untuk kembali dimasa yang akan datang :D wkwkk )).



  Untuk menuju kalimati dari Ranu Kumbolo kita akan  dihadapi dengan sebuah tanjakan yang cukup Hitz“YA !, inilah Tandjakan Tjinta”,  di tanjakan ini ada sebuah mitos, yaitu “Jikalau kita berjalan naik sampai atas tanpa menengok kebelakang, kita akan segera mendapat jodoh” Wkwkkwk,  berasal dari sana juga kira-kira asal nama tanjakan ini. “Teruss, bagaimana dengan gue..?!”, “kalo gue mah buoodo amattT!”, dan gue malah nengok sebadan-badan dan minta fotoin sama orang :D buahaAhaA”, “ gilzz aja kali gak nengok, orang view ke Ranu Kumbolo dari Tanjakan cinta keren parahhh! ”.


*Ranu Kumbolo dilihat dari tanjakan cinta
14.04  Semakin mendekati ke ujung tanjakan hasrat gue makin memuncak, karena gak bakal lama lagi akan tersuguhkan sebuah hamparan padang rumput luas yang viewnya so pasti Ajiibbb. “Ya memang dasarnya trek Semeru itu isinya view keren-keren si menurut gue”. Dari atas tanjakan cinta ini ada dua pilihan trek untuk menuju pos Cemoro Kandang.


*Oro-oro ombo dilihat dari atas tanjakan cinta


   Jalur pertama yaitu yang paling umum dilalui pendaki, jadi dari atas tanjakan cinta lurus melalui turunan curam ke bawah menuju langsung ke tengah-tengah oro-oro ombo, yang kemudian bertemu langsung trek datar (jalur pertama ini adalah jalur yang di beri garis kuning pada foto di atas).


*moment saat trekking di tangah oro-oro ombo
   Jalur pertama ini menjadi pilihan favorit karena kita akan merasakan berjalan tepat di tengah-tengah hamparan bunga-bunga yang berwarna ungu indah bernama Verbena brasiliensis yang banyak dikira sebagai lavender, meskipun indah bunga asal daratan Amerika latin ini menyimpan ancaman 

 ekosistem bagi tumbuhan asli oro-oro ombo, dikarenakan bunga itu sangat banyak menyerap air & penyebaranya sangat cepat, sehingga tanaman disekitarnya akan kalah dalam penyerapan air jika si manis bertopeng ini menyebar tak terkendali, pihak TNBTS sendiri sudah banyak melakukan upaya untuk mengisolasi pertumbuhannya, bahkan di tahun 2016 lalu gencar menyarankan pendaki untuk memetiknya.

 Tetapi saat briefing sebelum pendakian kami (1 Juli 2017), hal tersebut sudah tidak dianjurkan lagi oleh pihak taman nasional, dikarenakan banyak pendaki yang memetik dengan cara yang salah, yang akhirnya malah membantu penyebaran serbuk sari dari bunga tersebut. 


*bunga Verbena brasiliensis yang banyak dikira sebagai lavender.
   Jalur kedua untuk menuju Cemoro kandang adalah dari atas tanjakan cinta agak berbelok  ke kiri, jalur ini menurun tetapi cukup landai menyusuri punggungan bukit. Jalur ini biasa dipakai pendaki untuk arah pulang (dari arah Semeru ke Ranu Pane) karena tanjakannya landai.



. . . . . . . . . 




>> bersambung ke Part 2 >>